MENGANGGUR

Salah satu bentuk akibat dari menganggur adalah ingin mencari perhatian orang lain. Sama sepertiku sekarang. Rasa-rasanya dunia benar-benar membosankan. Seharian hanya membuka-buka ponsel tanpa ada tujuan yang jelas. Dan darisanalah nantinya tumbuh harapan untuk diberi perhatian. Kosong. Notifikasi WA rasanya tak pernah memuaskan. Hingga terkadang beberapakali terfikirkan untuk memblokir nomor sendiri agar benar-benar menghilang. Kini aku yakin, kondisi iman benar-benar parah karena pengharapan yang terlalu besar pada perhatian orang lain. Mula cerita ini berawal dari pandemi covid-19. Aku tak terlalu paham virus jenis apa itu. Yang kutau hanyalah sebatas kita harus menerapkan jaga jarak dengan siapa dan apapun itu untuk menjaga diri agar tak tertular penyakit itu. Alhasil, sudah empat bulan lamanya, aku hanya dirumah, tanpa belajar layaknya disekolah. Pikiranku rasanya kini tumpul. Seperti tak bernyawa. Keseharianku juga hanya sebatas bangun pagi, menyiapkan sarapan pagi hari, bersih-bersih rumah, mencuci dan apapun itu pekerjaan rumah tangga lainnya. Pada awalnya itu memang terasa menyenangkan, namun sekian lamanya akhirnya aku menyerah. Menuntut keadaan agar berubah.

"Nikmati prosesnya..." kata mas sepupuku, yang sekaligus menyandang statusnya sebagai ustad pesantrenku. Ya, begitulah manusia. Seketika itu aku sadarkan diri bahwa seharusnya memang itulah yang aku lakukan. Menerima segala apa yang sedang berproses. 

Posting Komentar

0 Komentar